No Widgets found in the Sidebar

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kembali menbuka kesempatan masyarakat muslim di seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji setelah sempat dihentikan sementara karena pandemi Covid 19. Meski demikian, protokol Kesehatan dan sejumlah aturan tetap diberlakukan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengingat pandemi COVID 19 belum berakhir. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap layanan Kesehatan Jemaah haji Indonesia telah melakukan upaya demi mencegah angka kematian maupun angka kesakitan para calon haji selama beribadah di tanah suci.

“Perlu kita ingatkan pada Jemaah, bahwa tahun ini kita dihadapkan pada dua situasi, pertama pandemic belum selesai dan kedua suhu ekstrem panas," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, dr.Budi Sylvana,MARS., dikutip dari situs Kemenkes. Pusat Meteorologi Nasional (NCM) memperkirakan, suhu maksimum di sebagian besar provinsi Al Sharqiya dan bagian antara Madinah dan Yanbu masing masing akan mencapai 47 50 derajat Celcius. Mengingat suhu udara di Kota Mekah mencapai 42 43 derajat dengan kelembapan 19 persen, dan Madinah bisa mencapai 50 derajat membuat Jemaah Haji memerlukan kondisi fisik dan Kesehatan yang prima.

Perbedaan suhu yang ekstrim antara Tanah Air dengan tanah suci akan berpengaruh pada kondisi fisik dan Kesehatan Jemaah yang rawan terserang Heat Stroke. Heat Stroke atau sengatan panas merupakan kondisi Ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius atau bahkan lebih. Heat Stroke terjadi karena tubuh gagal mempertahankan kestabilan suhunya akibat termoregulasi, yaitu kemampuan menyeimbangkan antara produksi panas dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh.

CEO Nucleus Farma Edward Basilianus mengatakan, kurangnya antioksidan juga menjadi salah satu penyebab terserangnya heat stroke, karena antioksidan mengandung sejumlah senyawa seperti alkaloid, terpenoid, dan flavonoid yang dapat menurunkan suhu tubuh. Indonesia sendiri kaya akan herbal yang mengandung antioksidan tinggi di dalamnya. Dia menjelaskan, untuk mendukung ibadah haji, perusahaannya memproduksi suplemen halal berbahan alami, Rafa Khomsah dan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Dunia (LEPRID).

Dia menjelaskan suplemen ini dibuat dari 5 bahan alami meliputi jintan hitam/habatussauda, daun jambu biiji, rimpang temulawak, beras merah dan pegagan dan bisa digunakan untuk menjaga Kesehatan dan stamina jemaah haji dari cuaca ekstrem di Arab Saudi. Kelimanya bermanfaat sebagai antioksidan dan sebagai hepatoprotektor yang sekaligus dapat menekan produksi senyawa radikal bebas dan menghambat peroksidasi. Antioksidan juga dibutuhkan masyarakat di Indonesia karena kualitas udara Indonesia terburuk di Asia Tenggara yang bisa memicu radikal bebas.

Radikal bebas dapat berasal dari asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, dan polusi udara. "Kandungan Kuinon, karvakrol dan 4 terpineol pada Habatussauda bermanfaat sebagai penetralisir senyawa radikal bebas yang dihasilkan dari kualitas udara yang buruk," ungkapnya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *