Yohanes Rangkas (26), warga asal Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu dari 10 korban penembakan yang tewas akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. Sebelum tewas, Yohanes Rangkas ternyata sempat mengirimkan uang senilai Rp 2 juta untuk sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu tepatnya 4 hari sebelum tewas ditembak, Yohanes berpesan kepada sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, agar uang Rp 2 juta yang dikirimnya itu digunakan untuk membeli beras.
Lalu pada Jumat malam 15 Juli 2022, Yohanes kembali menghubungi keluarganya. Yohanes meminta agar sanak keluarganya di Bangka Ajang selalu sayang dan jangan pernah memarahi keponakannya. Ternyata itu adalah pesan terakhir dari Yohanes.
Begitu juga dengan uang Rp 2 juta, menjadi kado terakhir dari Yohanes untuk sanak keluarganya. Sehari setelahnya, Sabtu (16/7/2022) Yohanes tewas di tangan KKB di Kampung Nanggolait. "Telepon omong singkat saja. Dia sering kirim uang. Empat hari lalu setelah kirim uang, dia pesan kami kalau uang ini buat beli beras," imbuh Yosep.
Yosep menceritakan, Yohanes memutuskan untuk merantau karena tuntutan ekonomi keluarga. Ia sempat pulang kampung di tahun 2015, namun setelah itu terhitung sudah tujuh tahun Yohanes tidak pernah pulang. Dari tanah rantau Yohanes memberi kabar bahwa dirinya bekerja sebagai penjaga kios milik pengusaha asal Batak di Kampung Nanggolait dan baru lima bulan bekerja sebagai penjaga kios di Kampung Nanggolait.
"Dia kembali merantau tujuh tahun lalu. Lima bulan terakhir dia jaga kios milik orang Batak," terang Yosep. Yosep menuturkan, pihaknya mengetahui kabar tewasnya Yohanes setelah menerima telepon beberapa jam setelah aksi brutal KKB pada Sabtu 16 Juli 2022 pagi dari salah seorang keluarga yang merantau di Papua. Keluarga langsung berduka setelah mendengar informasi bahwa Yohanes tewas tertembak dengan beberapa luka tembak pada bagian dada dan kaki.
"Dia awalnya kena tembak di bagian kaki. Sempat berusaha lari tapi mereka tembak lagi sampai tewas," ujarnya, sesuai informasi yang pihaknya terima dari kerabat di Papua. Pihak keluarga sudah menyiapkan tenda depan rumah dan tempat semayam Jenazah Yohanes. Jenazah korban akan ditempatkan di luar rumah, seturut tradisi adat Manggarai, sebab kematian Yohanes tergolong kematian yang tidak wajar (Dara ta'a).
Saat ini jenazah Yohanes sedang dalam perjalanan dari Papua menuju Makassar lalu akan transit di Surabaya kemudian menuju Bandar Udara Internasional Komodo, Manggarai Barat. Diberitakan sebelumnya, 10 orang warga sipil tewas akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Sabtu (16/7/2022). Menurut keterangan Ketua Paguyuban Flobamora di Kota Jayapura, Feriyanto Laga Rawa, dari 10 korban itu, dua korban asal Kabupaten Ngada dan seorang asal Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Provinsi NTT dikabarkan meninggal dunia.
Mereka adalah Yohanes Rangkas (26) dari Manggarai serta Hubertus Goti (41) dan Yulius Watu (23), keduanya dari Kabupaten Ngada. Mereka semua berprofesi sebagai buruh. "Mereka selama ini bekerja sebagai pekerja buruh atau juga swasta," ungkapnya.
Feri mengatakan telah berkoordinasi dengan Polda Jayapura terkait upaya pemulangan ketiga jenazah ke kampung halamannya. "Kami dapat informasi bahwa ada tiga warga sipil asal NTT yang menjadi korban penembakan oleh KKB, namun kami belum mendapatkan identitas dari tiga korban tersebut," ungkap Feri, Sabtu 16 Juli 2022. Feri menambahkan terkait koordinasi pemulangan jenazah tiga korban, pihaknya telah berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Papua untuk pemulangan jenazahnya yang dikirimkan dari Nduga ke Distrik Kenyam, Papua yang berjarak berjarak cukup jauh.
Sedangkan kronologi kejadian, pihaknya masih menunggu kabar terbaru dari pihak kepolisian setempat. Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan pada awalnya korban serangan berjumlah tujuh orang. Namun bertambah menjadi 12 korban dengan 10 korban dinyatakan meninggal dunia.
"Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," katanya. Sembilan korban tewas sebelumnya dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika. Sementara satu korban meninggal lainnya telah dibawa oleh pihak keluarganya agar dimakamkan di Distrik Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga.
"Adapun dua korban luka luka juga dievakuasi ke Timika," jelas Kamal. Kamal menjelaskan serangan yang dilancarkan oleh KKB berawal ketika satu di antara korban dan tujuh orang lainnya sedang berada di dalam sebuah truk. Truk tersebut, katanya, adalah kendaraan untuk mengangkut barang.
Namun, Kamal mengungkapkan pihaknya belum mengetahui motif penembakan ini. Di sisi lain, anggota Polres Nduga serta perbantuan Satgas Damai Cartenz dan prajurit TNI masih mengejar para pelaku. Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan pihaknya telah mengetahui identitas dari 10 korban yang tewas.
"Salah satu korban yang tewas adalah seorang pendeta, yaitu Eliaser Baner," ujar Faizal. Sementara dari seluruh korban tewas, tiga di antaranya adalah warga Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lainnya ada yang berasal dari Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dan Kei Ambon.
Selengkapnya berikut identitas dari korban tewas akibat serangan KKB di Nduga Papua: 1. Yulius Watu, laki laki, usia 23 tahun, swasta, asal NTT 2. Hubertus Goti, laki laki, usia 23 tahun, swasta, asal NTT
3. Daeng Marannu, laki Laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar 4. Taufah Amir, laki laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar 5. Johan, laki laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, asal Kabupaten Manggarai
6. Alex, laki laki, usia 45 tahun, swasta, asal Kei Ambon 7. Eliaser Baner, Pendeta. 8. Nasjen, Laki laki, usia 41 tahun, swasta, asal Sulawesi Selatan.
9. Sudirman (36) 10. Yuda Gurusinga, laki laki, usia 42 tahun, swasta, asal Selayar.